Senin, 09 April 2012

LATIHAN SOSIAL ANAK TUNARUNGU DALAM MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK


Bagi anak tunarungu mampu memahami dan menemukan pribadinya (jati dirinya), mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta dapat menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan lebih lanjut. Sebab secara nyata anak tunarungu perlu bersosialisasi dengan lingkungan, baik itu lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat luas.Kadang kala dalam berinteraksi sosial terhadap lingkungan anak merasa dirinya terasing dari yang lain. Hal ini tentu merupakan dampak dari ketunarunguannya, karena berkomunikasi terhambat sehingga psikologi dan sosialnya berpengaruh, maka dalam bertingkah laku menunjukkan keangkuhan dan kesombongannya.
Kekakuan, egosentris, dan keras kepala ini merupakan bagian dari aspek psikologis dan sosial, semua ini akan muncul apabila anak tunarungu telah berinteraksi dengan lingkungan. Sehingga didalam menghadapi hidup ini anak tunarungu merasa asing dari lingkungan sosialnya. Ini disebabkan karena penyandang tunarungu kurang atau tidak dapat merespon perintah-perintah secara verbal yang meliputi kepada kekurangan dalam penguasaan bahasa sehingga fokus pemikirannya juga terbatas, sehingga semua ini dapat mengakibatkan kemunduran untuk bersoialisasi.
Untuk mengatasinya kita selaku pendidik dituntut untuk dapat mengetahui dan memahami karakteristik dan membaca situasinya. Sebagaimana kompleknya permasalahan yang dimilikinya semua akan berpengaruh kepada tingkah laku ATR. Dan adanya kerja sama dari faktor eksternal maupun internal dalam membantu mengembangkan latihan siosial anak tunarungu.
A.     Latihan sosial anak tunarungu dapat dilakukan di :
1.      Di mulai dirumah. Sebagaiman diketahui bahwa banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa pengalaman yang mereka berikan, kurang memberikan pengalaman batiniah. Seperti dengan memberikan berbagai jenis mainan, tetapi tidak dipuaskan dengan meberikepuasan untuk mengkomunikasikan perasaan senangnya. Oleh karena itu orang tua hendaknya memberikan kepuasan dalam pengalaman lahiriah maupun batiniah.sekalipun anak tunarungu belum dapat bicara, orang tua wajib mengkomunikasikannya dengan cara menagkap maksud anak, gerak gerik badan , ekspresi wajah atau lewat suara yang dikeluarkan sambil menunjuk sesuatu.
2.      Latihan selanjutnya memberikan kesempatan pada anak tunarungu bergabung dengan keluarganya, orag asing ataupun dengan teman sebayanya. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dimana anak dapat ikut gabung bersama keluarganya pada saat jam makan siang dan malam, dan beraktivitas bersama keluarga, orang tua juga dapat mengajak anak untuk mengunjungi kerabat dan memperkenalkan mereka pada sanak saudara yang datang berkunjung.
3.      Kegiatan yang lain adalah member kesempatan kepada anak untuk bermain seluas mungkin dengan teman sebayanya karena bermain merupakan aktivitas belajar.banyak jenis permainan yang secara tidak langsung mempersiapkan anak untuk hidup bermasyarakat dan melatih fisik dan mental. Biarkan anak tunarungu untuk dapat bermain dengan anak normal agar mereka belajar mengatasi usia bergaul di usia jenjang.dan sebaiknya teman yang normal diberika penjelasan bagaimana cara berkomunikasi.
4.      Anak tunarungu diberi prilaku yang baik. Melakukan pekerjaan bersama-sama akan lebih cepat dimengerti oleh anak tunarungu dari pada memberikan perintah dengan kalimat yang panjang.
5.      Kegiatan latihan selanjutnya yaitu melatih anak untuk meningkatkan keterampilannya dalam berbagai barang-barang miliknya ataupun perasaan kepemilikan bersama sehingga ia akan rela menunggu untuk mendapat giliran dan perhatian dari orang tua dan gurunya.
6.      Terakhir adalah dalam melatih keterampilan sosial adalah jangan pernah mendorong anak tunarungu utuk bersosialisasi pada saat ia belum siap melakukannya. Secara alami, anak mungkin merasa malu atau belum siap serta bagi anak tunarungu anak akan merasa menutup diri dari lingkungan akibat ketunarunguannya. Oleh karena itu pemberian motivasi secara perlahan akan sangat membantu anak, sebaliknya apabila ada pemaksaan pada saat anak belum siap maka akan membuat anak menarik diri dari lingkungan.

B.      MATERI PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN SOSIAL DI TAMAN KANAK-KANAK
Perkembangan sosial anak tunarungu sangat terkait dengan perkembangan emosional anak. Oleh karena itu, target prilaku yang menjadi sasaran memiliki kesamaan.
1.      Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, untuk mengerti pandangan dan perasaan orang tersebut atau untuk mengalami seperti apa yan dialami oleh orang tersebut. Bagi anak tunarungu perkembangan empatinya sama seperti anak norma pada umumnya. Oleh karena itu orang tua dan juga guru harus memberikan medel dan prilaku yang baik agar anak tunarungu juga akan menirukan prilaku yang baik dari orang terdekatnya. Empati bagi anka tunarungu sangat berperan penting dalam sosialisasi . karena adanya proses berempati yang baik akan memantu anak bergaul dengan lingkungannya secara lebih sehat dan bertanggung jawab.
2.      Afiliasi
Bagi anak tunarungu cenderung memiliki rasa takut dan rasa cemas yang berlebiahan akibat ketunarunguan yang dialaminya.oleh karena itu proses afiliasi sangat berperan penting bagi anak tunarungu untuk dapat beraul bersama orag lain. Seperti apabila anak membeli suatu jajanan, ditemani oleh teman  teman sebayannya agar anak merasa terlindungi dan tidak merasakan cemas dan takut yang berlebihan.
3.      Identifikasi
Identifikasi adalah proses pengaruh sosial pada seseorang yang didasarkan pada keinginan orang tersebut menjadi individu lain yang dikagumi. Bagi anak tunarungu proses identifikasi tidak jauh berbeda dengan anak normal .di taman kanak-kanak proses identifikasinya kerap diperlihatkan untuk mengikuti teman sebayanya yaitu menirukan prilaku atau penampilan yang sering dilakukan oleh teman sebaya ataupun oleh keluarga terdekat seperti ayah, ibu, kakak. Seperti seorang anak perempuan yang sering menggunakan pewarna bibir karena ia ingin seperti ibunya.Namun dengan pertambahan usia anak, biasanya anak mulai berontak pada displin dirumah ataupun disekolah. Oleh karena itu guru sebaiknya menerapkan nilai-nilai moral.
4.      Self Acceptance
Adalah sikap menerima diri sendiri, suatu sikap yang erat kaitannya dengan kemampuan seorang anak dalm menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya.biasanya bagi anak tunarungudapat menerima dirinya sebagai anak tunarungu karena dia juga melihat teman yang disukainya juga memilki ketunarunguan sama seperti dirinya . hal ini biasanya membawa pengaruh penyesuain diri yang kurang baik. Oleh karena itu guru, orang tua ataupun teman sebaya yang normal memberikan pengarahan dan motivasi agar anak dapat berinteraksi dengan orang sekitar dan lingkunagn masyarakat tanpa adanya rasa cemas anak.
Dalam menciptakan suatu lingkungan yang relevan sesuai dengan tugas dan perkembangan psikologi sosial anak tunarungu, peran orang tua, guru serta masyarakat sangatlah dibutuhkan.tanpa memandang sutu perbedaan yang ada. Dengan mengadakan interaksi sosial yang berkelanjutan, anak tunarungu diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bahasa dan bicara, agar anak dapat melatih kemampuan bicaranya  secara langsung serta dapat menerima norma-norma yang ada dalam masyarakat dan bisa menyesuaikan diri apabila dilatih sejak kanak-kanak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar