Bagi anak
tunarungu mampu memahami dan menemukan pribadinya (jati dirinya), mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta dapat menerima secara positif dan
dinamis sebagai modal pengembangan lebih lanjut. Sebab secara nyata anak
tunarungu perlu bersosialisasi dengan lingkungan, baik itu lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat luas.Kadang kala dalam berinteraksi sosial terhadap
lingkungan anak merasa dirinya terasing dari yang lain. Hal ini tentu merupakan
dampak dari ketunarunguannya, karena berkomunikasi terhambat sehingga psikologi
dan sosialnya berpengaruh, maka dalam bertingkah laku menunjukkan keangkuhan
dan kesombongannya.
Kekakuan,
egosentris, dan keras kepala ini merupakan bagian dari aspek psikologis dan
sosial, semua ini akan muncul apabila anak tunarungu telah berinteraksi dengan
lingkungan. Sehingga didalam menghadapi hidup ini anak tunarungu merasa asing
dari lingkungan sosialnya. Ini disebabkan karena penyandang tunarungu kurang
atau tidak dapat merespon perintah-perintah secara verbal yang meliputi kepada
kekurangan dalam penguasaan bahasa sehingga fokus pemikirannya juga terbatas,
sehingga semua ini dapat mengakibatkan kemunduran untuk bersoialisasi.
Untuk
mengatasinya kita selaku pendidik dituntut untuk dapat mengetahui dan memahami
karakteristik dan membaca situasinya. Sebagaimana kompleknya permasalahan yang
dimilikinya semua akan berpengaruh kepada tingkah laku ATR. Dan adanya kerja
sama dari faktor eksternal maupun internal dalam membantu mengembangkan latihan
siosial anak tunarungu.
A.
Latihan sosial anak
tunarungu dapat dilakukan di :
1. Di mulai dirumah. Sebagaiman
diketahui bahwa banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa pengalaman yang
mereka berikan, kurang memberikan pengalaman batiniah. Seperti dengan
memberikan berbagai jenis mainan, tetapi tidak dipuaskan dengan meberikepuasan
untuk mengkomunikasikan perasaan senangnya. Oleh karena itu orang tua hendaknya
memberikan kepuasan dalam pengalaman lahiriah maupun batiniah.sekalipun anak
tunarungu belum dapat bicara, orang tua wajib mengkomunikasikannya dengan cara
menagkap maksud anak, gerak gerik badan , ekspresi wajah atau lewat suara yang
dikeluarkan sambil menunjuk sesuatu.
2. Latihan selanjutnya memberikan
kesempatan pada anak tunarungu bergabung dengan keluarganya, orag asing ataupun
dengan teman sebayanya. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dimana anak dapat
ikut gabung bersama keluarganya pada saat jam makan siang dan malam, dan
beraktivitas bersama keluarga, orang tua juga dapat mengajak anak untuk
mengunjungi kerabat dan memperkenalkan mereka pada sanak saudara yang datang
berkunjung.
3. Kegiatan yang lain adalah
member kesempatan kepada anak untuk bermain seluas mungkin dengan teman
sebayanya karena bermain merupakan aktivitas belajar.banyak jenis permainan
yang secara tidak langsung mempersiapkan anak untuk hidup bermasyarakat dan
melatih fisik dan mental. Biarkan anak tunarungu untuk dapat bermain dengan
anak normal agar mereka belajar mengatasi usia bergaul di usia jenjang.dan
sebaiknya teman yang normal diberika penjelasan bagaimana cara berkomunikasi.
4. Anak tunarungu diberi
prilaku yang baik. Melakukan pekerjaan bersama-sama akan lebih cepat dimengerti
oleh anak tunarungu dari pada memberikan perintah dengan kalimat yang panjang.
5. Kegiatan latihan
selanjutnya yaitu melatih anak untuk meningkatkan keterampilannya dalam
berbagai barang-barang miliknya ataupun perasaan kepemilikan bersama sehingga
ia akan rela menunggu untuk mendapat giliran dan perhatian dari orang tua dan
gurunya.
6. Terakhir adalah dalam
melatih keterampilan sosial adalah jangan pernah mendorong anak tunarungu utuk
bersosialisasi pada saat ia belum siap melakukannya. Secara alami, anak mungkin
merasa malu atau belum siap serta bagi anak tunarungu anak akan merasa menutup
diri dari lingkungan akibat ketunarunguannya. Oleh karena itu pemberian
motivasi secara perlahan akan sangat membantu anak, sebaliknya apabila ada
pemaksaan pada saat anak belum siap maka akan membuat anak menarik diri dari
lingkungan.
B.
MATERI PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN SOSIAL DI TAMAN KANAK-KANAK
Perkembangan sosial anak tunarungu sangat terkait dengan perkembangan
emosional anak. Oleh karena itu, target prilaku yang menjadi sasaran memiliki
kesamaan.
1. Empati
Empati adalah kemampuan
untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, untuk mengerti pandangan dan
perasaan orang tersebut atau untuk mengalami seperti apa yan dialami oleh orang
tersebut. Bagi anak tunarungu perkembangan empatinya sama seperti anak norma
pada umumnya. Oleh karena itu orang tua dan juga guru harus memberikan medel
dan prilaku yang baik agar anak tunarungu juga akan menirukan prilaku yang baik
dari orang terdekatnya. Empati bagi anka tunarungu sangat berperan penting dalam
sosialisasi . karena adanya proses berempati yang baik akan memantu anak
bergaul dengan lingkungannya secara lebih sehat dan bertanggung jawab.
2. Afiliasi
Bagi anak tunarungu
cenderung memiliki rasa takut dan rasa cemas yang berlebiahan akibat
ketunarunguan yang dialaminya.oleh karena itu proses afiliasi sangat berperan
penting bagi anak tunarungu untuk dapat beraul bersama orag lain. Seperti
apabila anak membeli suatu jajanan, ditemani oleh teman teman sebayannya agar anak merasa terlindungi
dan tidak merasakan cemas dan takut yang berlebihan.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah proses
pengaruh sosial pada seseorang yang didasarkan pada keinginan orang tersebut
menjadi individu lain yang dikagumi. Bagi anak tunarungu proses identifikasi
tidak jauh berbeda dengan anak normal .di taman kanak-kanak proses
identifikasinya kerap diperlihatkan untuk mengikuti teman sebayanya yaitu
menirukan prilaku atau penampilan yang sering dilakukan oleh teman sebaya
ataupun oleh keluarga terdekat seperti ayah, ibu, kakak. Seperti seorang anak perempuan
yang sering menggunakan pewarna bibir karena ia ingin seperti ibunya.Namun
dengan pertambahan usia anak, biasanya anak mulai berontak pada displin dirumah
ataupun disekolah. Oleh karena itu guru sebaiknya menerapkan nilai-nilai moral.
4. Self Acceptance
Adalah sikap menerima diri
sendiri, suatu sikap yang erat kaitannya dengan kemampuan seorang anak dalm
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya.biasanya bagi anak
tunarungudapat menerima dirinya sebagai anak tunarungu karena dia juga melihat
teman yang disukainya juga memilki ketunarunguan sama seperti dirinya . hal ini
biasanya membawa pengaruh penyesuain diri yang kurang baik. Oleh karena itu
guru, orang tua ataupun teman sebaya yang normal memberikan pengarahan dan
motivasi agar anak dapat berinteraksi dengan orang sekitar dan lingkunagn
masyarakat tanpa adanya rasa cemas anak.
Dalam menciptakan suatu lingkungan yang
relevan sesuai dengan tugas dan perkembangan psikologi sosial anak tunarungu,
peran orang tua, guru serta masyarakat sangatlah dibutuhkan.tanpa memandang sutu perbedaan yang ada. Dengan mengadakan interaksi
sosial yang berkelanjutan, anak tunarungu diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan bahasa dan bicara, agar anak dapat melatih kemampuan bicaranya secara langsung
serta dapat menerima norma-norma yang ada dalam masyarakat dan bisa
menyesuaikan diri apabila dilatih sejak kanak-kanak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar